Tahukah dirimu, kawan? Langit adalah sebuah keluarga. Anaknya ada dua, Angin dan Awan. Ayahnya adalah Matahari, Ibunya Bulan.
Angin senang berkeliaran sesukanya, melesat ke selatan, menggoda ilalang, berputar di atas ombak, terlambung tinggi di angkasa, lalu berpencar ke delapan penjuru. Jika sore, ayahnya, Matahari, memanggilnya dan kita mendapat senja yang indah. Jika malam, Angin tak berembus karena Bulan memeluk anak bungsunya.
Awan adalah anak perempuan yang suka bersedih. Oleh karena itu, manusia bisa mengajak Awan bercakap-cakap. Jika awan gelap dan manusia tidak menginginkan hujan, Awan bisa dibujuk. Berhentilah sejenak di manapun kau berada, tataplah Awan dan berbicaralah dengannya agar dia menunggu sebentar saja sampai engkau sampai di rumah.
Akan tetapi, kau hanya bisa membujuk Awan dengan puisi dan puisi itu harus kau nyanyikan. Seperti ini nyanyiannya…
Wahai Awan
Aku ingin sekolah, janganlah dulu kau turunkan hujan
Ajaklah Angin, untuk menerbangkanmu ke selatan
Wahai Awan
Janganlah dulu kau turunkan hujan
Wahai Awan, kuterbangkan layang-layang untukmu
Naskah Lomba Cerita Zorro, Bocah kelas 2 SD
“Ayah” – p258-259